Langit itu menjadi gelap seketika
Layaknya cahaya yang kehilangan sinar nya
Sedangkan ia telah berbisik lewat sang bilik
Dan pohon telah belajar lewat kekayuan
Karena mereka tidak tahu
Bahwa Cinta dan benci tak pernah diungkapkan dalam bahas ayang sama
Mungkinkah ini sebuah suratan azali
Yang keluar dari kemah persembahyangan
Mengapa harus begini jika Firdaus telah tiada
Karena ia berdiri atas titah Tuhannya
Bukankah lipatan kertas itu menjadi doktrin bagi hatinya
Dan mengapa ia masih saja bergumul mesra
Dengan kebijaksanaan surga
Bukankah ia telah hilang dari ombak samudra
Mengapa engkau masih di angkasa
Sedang jiwamu telah mati
Dan gairah lelahmu telah abadi
Akan kah kau bertahan di ruang suci
Tempat hati dan jiwa menafikkan diri
Jawaban nya hanya satu
Aku menantikan suara kehidupan dalam diriku
Sedang diriku dengan diriku yang lain
Bukanlah realitas dalam hidupku
Karena aku inginkan sejuk keteduhan
Sebagai penghidup sang waktu
yang telah mati karena indahnya persahabatan
Hati yang berdarah
Juga hati yang kekeringan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar